Keagungan Sriwijaya: Kerajaan Maritim Berlandaskan Agama

kerajaan sriwijaya beragama

Kerajaan Sriwijaya Beragama

Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan maritim terbesar di Nusantara yang pernah ada. Kerajaan ini berdiri pada abad ke-7 Masehi dan mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-10 dan 11 Masehi. Pada masa itu, Kerajaan Sriwijaya menguasai jalur perdagangan laut antara India dan Tiongkok, serta menjadi pusat penyebaran agama Buddha di Asia Tenggara.

Salah satu hal yang menarik dari Kerajaan Sriwijaya adalah keberagaman agama yang ada di dalamnya. Kerajaan ini menganut agama Buddha sebagai agama resmi, tetapi juga mengakui keberadaan agama Hindu dan Islam. Keberagaman agama ini tercermin dalam berbagai bangunan keagamaan yang ada di wilayah Kerajaan Sriwijaya, seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Masjid Agung Palembang.

Kerajaan Sriwijaya beragama Buddha Mahayana, dengan aliran tantrayana sebagai aliran yang paling dominan. Agama Buddha masuk ke Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7 Masehi, dibawa oleh para pedagang dan pendeta dari India. Setelah itu, agama Buddha menyebar dengan cepat ke seluruh wilayah Kerajaan Sriwijaya, dan menjadi agama resmi kerajaan pada abad ke-8 Masehi.

Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan maritim yang kuat dan berpengaruh di Asia Tenggara. Kerajaan ini juga menjadi pusat penyebaran agama Buddha di Asia Tenggara. Keberagaman agama yang ada di Kerajaan Sriwijaya mencerminkan toleransi dan keterbukaan masyarakat Kerajaan Sriwijaya terhadap berbagai agama dan kepercayaan.

Kerajaan Sriwijaya: Sebuah Kerajaan Buddha yang Berjaya di Nusantara

Kerajaan Sriwijaya beragama

sriwijayakerajaanbuddhayangdisegani“>Sriwijaya, Kerajaan Buddha yang Disegani

Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan besar di Nusantara yang pernah berdiri pada abad ke-7 hingga ke-13 Masehi. Kerajaan ini berpusat di Palembang, Sumatera Selatan, dan wilayah kekuasaannya meliputi sebagian besar Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Semenanjung Malaya. Sriwijaya dikenal sebagai kerajaan maritim yang kuat dan menjadi pusat perdagangan di Asia Tenggara.

Agama Buddha sebagai Identitas Kerajaan Sriwijaya

Agama Buddha merupakan agama resmi Kerajaan Sriwijaya. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya prasasti dan candi Buddha yang ditemukan di wilayah bekas kekuasaan Sriwijaya. Prasasti Nalanda, yang ditemukan di Bihar, India, menyebutkan bahwa Raja Balaputradewa dari Sriwijaya mengirim hadiah berupa emas dan perak ke Universitas Nalanda, sebuah pusat pendidikan Buddha yang terkenal di India. Candi Borobudur di Jawa Tengah, yang dibangun pada abad ke-8 Masehi, juga merupakan salah satu bukti kuat keberadaan agama Buddha di Sriwijaya.

Sriwijaya: Pusat Pendidikan dan Kebudayaan Buddha

Sriwijaya menjadi pusat pendidikan dan kebudayaan Buddha di Nusantara. Banyak pelajar dari berbagai daerah di Asia Tenggara datang ke Sriwijaya untuk belajar agama Buddha dan bahasa Sansekerta. Kerajaan ini juga memiliki banyak perguruan tinggi Buddha, salah satunya adalah Universitas Sriwijaya di Palembang. Universitas ini dikenal sebagai salah satu pusat pendidikan Buddha yang paling bergengsi di Asia Tenggara.

Sriwijaya: Kerajaan yang Berjaya dan Disegani

Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-10 Masehi. Pada masa pemerintahan Raja Balaputradewa, Sriwijaya berhasil menaklukkan banyak kerajaan kecil di Nusantara dan menjadi kerajaan maritim yang disegani di Asia Tenggara. Sriwijaya juga menjalin hubungan diplomatik dengan kerajaan-kerajaan besar di Cina, India, dan Arab.

Sriwijaya: Kerajaan yang Runtuh

Namun, pada abad ke-13 Masehi, Kerajaan Sriwijaya mulai mengalami kemunduran. Hal ini disebabkan oleh serangan dari kerajaan-kerajaan lain, seperti Kerajaan Chola dari India dan Kerajaan Singhasari dari Jawa Timur. Pada akhirnya, Kerajaan Sriwijaya runtuh pada abad ke-14 Masehi.

Warisan Sriwijaya

Meskipun Kerajaan Sriwijaya telah runtuh, namun warisannya masih dapat dirasakan hingga saat ini. Agama Buddha yang dibawa oleh Sriwijaya masih dianut oleh sebagian besar masyarakat di Asia Tenggara. Candi-candi Buddha yang dibangun oleh Sriwijaya juga masih berdiri kokoh dan menjadi daya tarik wisata.

Jejak Kerajaan Sriwijaya di Indonesia

Jejak Kerajaan Sriwijaya masih dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah:

  • Candi Borobudur di Jawa Tengah
  • Candi Prambanan di Jawa Tengah
  • Candi Mendut di Jawa Tengah
  • Candi Pawon di Jawa Tengah
  • Candi Sari di Jawa Tengah
  • Candi Plaosan di Jawa Timur
  • Candi Sambi Sari di Jawa Timur
  • Candi Cangkuang di Jawa Barat
  • Candi Gunung Kawi di Bali
  • Candi Jawi di Jawa Timur

Pengaruh Sriwijaya terhadap Budaya Indonesia

Kerajaan Sriwijaya memiliki pengaruh yang besar terhadap budaya Indonesia. Beberapa di antaranya adalah:

  • Bahasa Indonesia yang digunakan saat ini berasal dari bahasa Melayu Kuno, yang merupakan bahasa resmi Kerajaan Sriwijaya.
  • Aksara Jawa dan aksara Bali berasal dari aksara Pallawa, yang dibawa oleh Kerajaan Sriwijaya dari India.
  • Tari-tarian tradisional Indonesia, seperti tari Kecak dan tari Reog Ponorogo, dipengaruhi oleh tari-tarian tradisional India yang dibawa oleh Kerajaan Sriwijaya.
  • Musik tradisional Indonesia, seperti gamelan dan angklung, dipengaruhi oleh musik tradisional India yang dibawa oleh Kerajaan Sriwijaya.

Sriwijaya dalam Perspektif Sejarah

Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan terbesar dan terkuat di Nusantara. Kerajaan ini memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan agama Buddha, pendidikan, dan kebudayaan di Asia Tenggara. Meskipun Kerajaan Sriwijaya telah runtuh, namun warisannya masih dapat dirasakan hingga saat ini.

FAQ

  1. Apa agama resmi Kerajaan Sriwijaya?
    Agama resmi Kerajaan Sriwijaya adalah agama Buddha.

  2. Apa bukti keberadaan agama Buddha di Sriwijaya?
    Bukti keberadaan agama Buddha di Sriwijaya antara lain prasasti Nalanda, Candi Borobudur, dan Universitas Sriwijaya.

  3. Apa pusat pendidikan dan kebudayaan Buddha di Sriwijaya?
    Pusat pendidikan dan kebudayaan Buddha di Sriwijaya adalah Universitas Sriwijaya di Palembang.

  4. Kapan Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaannya?
    Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-10 Masehi.

  5. Apa penyebab runtuhnya Kerajaan Sriwijaya?
    Kerajaan Sriwijaya runtuh karena serangan dari kerajaan-kerajaan lain, seperti Kerajaan Chola dari India dan Kerajaan Singhasari dari Jawa Timur.

Video Sejarah Singkat Kerajaan Sriwijaya